26 orang tewas dalam serangan terpisah di Irak

sebanyak 26 pihak tewas dan puluhan pihak lagi cedera dalam serangan terpisah selama irak, dan dilanda kerusuhan, sabtu (6/4).

sedikitnya 23 pihak tewas serta 54 orang lagi cedera, saat benar pembom bunuh diri menyerang Satu pertemuan kampanye pemilihan publik di kota baquba, ibu kota provinsi diyala, irak timur, tutur Satu sumber polisi provinsi kepada xinhua.

serangan itu terjadi kurang lebih siang hari, ketika asli pembom bunuh diri meledakkan rompi peledaknya di Salah satu pertemuan terbuka kampanye pemilihan umum muthanna al-jourani, calon daripada blok sekuler iraqiya, pada baquba, sekitar 65 kilometer selama sebelah timur-laut ibu kota irak, baghdad, kata sumber itu --yang tak hendak disebutkan jatidirinya.

al-jourani sendiri termasuk di diantara korban cedera, bersama melalui pilihan pembesar juga politisi, tutur sumber itu.

belum ada grup dan menyatakan bertanggung-jawab atas serangan tersebut. tapi pemboman semacam itu tampaknya adalah upaya grup gerilyawan, tergolong al qaida, supaya memicu pergolakan antar-pengikut aliran di kalangan rakyat irak sebelum pemilihan umum provinsi di negeri tersebut, yang dijadwalkan 20 april.

Informasi Lainnya:

xinhua mencatat, baru di sabtu, pilihan pria tak disukai yang bersenjata menyerang dua penduduk sipil dengan menggunakan senjata yang dipasangi peredam suara selama daerah saidiya, bagian barat-daya baghdad. asli pada diantara mereka tewas juga betul dulu menderita luka serius.

seorang warga sipil tewas serta benar dulu cedera, saat Salah satu bom pinggir jalan meledak saat Satu mobil masyarakat sipil melintas dalam shirqat, 110 kilometer sebelah utara tikrit.

selain itu, seorang warga sipil dulu tewas dan benar polisi cedera saat bom pinggir jalan meledak saat Salah satu patroli polisi lewat di kabupaten riafi, sebelah barat mosul, 440 kilometer di sebelah utara baghdad.

kerusuhan baru publik terjadi dalam irak --yang dilanda pertempuran-- kendati terjadi penurunan dramatis dari puncaknya di 2006 serta 2007, ketika negeri itu tenggelam di pembunuhan sektarian.